“Makalah
Obat Kardiovaskular”
Disusun untuk memenuhi Tugas Farmakologi
Dosen Pengampu : Bambang Hermanto S.Kep.Ns
Dosen Pengampu : Bambang Hermanto S.Kep.Ns
Kelompok 2 :
1.
Ayu
Rantika R. (015.16.14.011)
2.
Devi
Nur .K. (015.16.14.020)
3.
Dyah
Ayu
N (015.16.14.029)
4.
Fajar
Surya S, (015.16.14.036)
5.
Fery
Handayani (015.16.14.039)
6.
Lois
Fajarwati (015.16.14.051)
7.
Nilam
Surtiani (015.16.14.)
8.
Puji
Lestari (015.16.14.068)
9.
Risqi
Adhemas F.A.P. (015.16.14.076)
10. Rofiq
Nur Azizah (015.16.14.079)
11. Trysepti
Ningtiyas (015.16.14.090)
12. M.
Ambarmansyah A. (015.15.13.897)
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB NGAWI
Tahun
Akademik 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyeleseikan makalah ini tanpa pertolongan‑Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyeleseikan dengan baik. Karena berkat
kemurahan-Nya
Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Dalam Makalah ini
kami membahas “Obat Kadiovaskular”
Penulis menyadari selesainya makalah ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha
kami tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga yang memberikan dukungan secara moral dan
material
2. Pak Bambang Hermanto S.Kep.Ns selaku dosen
pembimbing mata ajar Farmakologi
Semoga Makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Akper Pemkab Ngawi. Penulis sadar bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini.
Ngawi,
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………............
i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI
.....…………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah .………………………….…………………..... 2
C. Tujuan Penelitian ..………………………………………………. .3
D. Manfaat Penelitian ..……………………….……………………....4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan Rumusan Masalah...………………………………… 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………... 8
B. Saran
…………………..………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………… 10
LAMPIRAN –
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Mengingat
peranan obat yang sangat penting ini, maka sejak permulaan abad ke – 20 timbul
disiplin baru dalam ilmu kedokteran yang dinamakan farmakologi (
farmakon = obat, logos = ilmu ). Semula farmakologi mencakup semua ilmu yang
berhubungan dengan obat dengan definisi sebagai berikut : ilmu yang mempelajari
sejarah, asal-usul obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat
obat, efek terhadap fungsi bokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi,
distribusi, biotransformasi dan ekresi, pengunaan dalam klinik dan efek
toksiknya. Obat dalam arti luas adalah zat kimia yang mempengaruhi proses
hidup, sehingga farmakologi mencakup ilmu pengetahuan ( explosion of knowledge
) dan keterbatasan kemampuan otak manusia maka farmakologi dipecah menjadi
berbagai disiplin yang mempunyai ruang lingkup yang lebih terbatas.
Sistem
kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja
dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante
dari berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa fungsi obat sistem
kardiovaskuler ?
2. Bagaimana strategi
pemberian obat kardiavaskuler ?
3. Apa obat yang paling
sering di gunakan ?
4. Apa saja efek utama dan
efek samping dari obat tersebut ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui fungsi dari
obat kardiofaskuler.
2. Mengetahui
strategi pemberian obat kardiovaskuler.
3. mengetahui
obat yang paling sering di gunakan.
4. mengetahui
efek utama dan efek samping obat kardiovaskuler.
D. Manfaat penelitian
- Bagi diri sendiri : kita bisa lebih mengetahui fungsi obat kardiovaskular dan obat-obatan yang sering digunakan dalam menangani kelainan pada kardiovaskular.
- Bagi diri sendiri : kita bisa lebih mengetahui fungsi obat kardiovaskular dan obat-obatan yang sering digunakan dalam menangani kelainan pada kardiovaskular.
- Bagi para masyarakat : memberikan
penyuluhan kepada masyarakat agar mengerti pentingnya menjaga kesehatan
kardiovaskular.
- Bagi para medis : dapat menambah ilmu
dan wawasan dalam bidang penelitian tentang kepercayaan, agama dan hubungan
keduanya dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku
kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang
berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang
terdiri dari jantung komponen darah dan
pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung,
yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang
60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol,
dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan
lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen,
karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan
sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini,
faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi
jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut
sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem
kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu,
sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan
obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
Obat kardiovaskuler adalah obat yang
digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah. Obat kardiovaskuler
dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya ;
1.
Obat Gagal
Jantung
2.
Obat
Antiaritmia
3.
Obat
Antihipertensi
4.
Obat Lipidemia
5.
Obat
Antiangina
B.
Obat – Obat
Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskuler.
1.
Obat Gagal
Jantung
Gagal
jantung dalah ketidak mampuan jantung dalam memompa darah dengan kecepatan yang
cukup untuk memnuhi kebutuhan metabolik jaringan atau organ. Pada gagal jantung terdapat tiga
poin yang menjadi sasaran pengobatan yaitu :
a)
Peningkatan
kontraksi sel otot jantung.
b)
Penurunan
beban kerja jantung
c)
Pengaturan
kelebihan cairan di dalam plasma.
Obat yang digunakan untuk meningkatkan kontraktilitas
jantung yaitu menggunakan glikosida
jantung dan dobutamin (simpatominetika).
Pada kondisi gagal ginjal kronik, dobutamin lebih direkomendasikan namun
keterbatasan cara pemberiannya yaitu diberikan secara intravena.
Pada gagal jantung, kontraksi jantung yang lemah
merangsang sistem saraf simpatik termasuk persyarafan pada organ ginjal
sehingga merangsang pelepasan renin, dan pada pembuluh darah sehingga
merangsang vasokontriksi. Aktivasi sistem reni
- angiotensin mengakibatkan vasokontriks maupun pelepasan aldosteron
dari korteks adrenal. Dalam hal ini, semua jenis obat diuresis bisa digunakan
terutama furosemid, thiazid ataupun spironolakson.
Kenaikan tekanan darah pada kondisi gagal jantug
mengakibatkan kenaikan beban kerja jantung. Dalam kaitannya hal tersebut,
sistem renin – angiotensin mengambil peran penting. Oleh karena itu, ACE inhibitor (kaptopril) atau antagonis reseptor angiotensin (losartan)
sering digunakanuntuk tujuan itu. Contoh obat lainnya adalah golongan nitrat (isosobid dinitrat,
nitroprusida), yang merupakan obat vasodilator. Nitroprusida dapat menurunkan
baik beban awal (prelond) maupun
beban akhir (afterload) tanpa
mempengaruhi kontraktilitas jantung.
Macam macam obat yang digunakan :
·
Digitalis
Tanaman obat mengandung glukosida.
·
Biripidin
Diberikan oral atau pariental,
meningkatkan miokardium tanpa menghambat Na+, K+ ATP atau mengaktifkan
adrenoseptor.
2.
Obat Anti
Aritmia
Aritmia
merupakan gangguan ritme normal jantung karena terjadi malfungsi sistem
konduktivitas elektrik. Malfungsi dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi
denyut jantung, ritme, pengaturan dan tempat asal impuls, atau konduksi
elektrik pada otot jantung. Dalam keadaan normal ritme jantung diatur dan
dipengaruhi oleh faktor intriktik, faktor ekstristik jantung.
Pada
dasarnya gangguan ritme jantung dapat terjadi karena gangguan pembentukan
impuls, gangguan konduksi impuls atau kombinasi kedua gangguan tersebut.
Kadang-kadang nodus SA, impuls terbentuk terlalu cepat , terlalu lambat atau
tidak teratur sehingga terjadi kelainan seperti takikardia sinus, bradikardia
sinus, aritmia sinus, dan henti sinus, yang dapat mengakibatkan henti jantung.
Klasifikasi obat antiaritmia dibagi menjadi 4 ( empat ) kelas, yaitu :
1)
Kelas 1,
obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang tergantung voltase,
misalnya prokainamid, lidokain, dan flekainid.
2)
Kelas 2,
obat golongan β-blocker, misalnya propanolol.
3)
Kelas 3,
obat penghambat kanal ion kalium, misalnya bretilium,
amiodaron.
4)
Kelas 4,
obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.
Obat yang sering digunakan :
·
Kuinidin
(Gol. IA)
Di berikan
secara oral, dengan tujuan untuk menekan kecepatan pacu jantung serta menekan
konduksi dan ekstabilitas terutama pada jaringan yang mengalami depolarisasi.
Kuinidin bersifat penghambat adrenoseptor alfa yang dapat menyebabkan atau
meningkatkan reflek nodus sinoatrial. Pada pemberian intravena akan lebih
menonjol efeknya.
·
Prokainamid
(Gol. IA)
Efek fisiologik prokainamid sama seperti kuinidin.
Bersifat penghambat ganglion. Dengan konsentrasi teurapeutik, diberikan secara
intravena dan intramoscular serta 75% adsorbsi pada pemberian oral.
·
Lidokain
(Gol. IB)
Lidokain adalah obat aritmia yang lazim dipakai dengan
pemberian secara intravena. Insiden toksisitasnya rendah dan mempunyai efektifitas
tinggi pada aritmia dengan infark otot jantung akut.
·
Fenitoin
(Gol. IB)
Sebagai obat barisan kedua karena
efktifitasnya terbatas.
3.
Obat
Antihipertensi
Tekanan
darah dalam arteri besar terutama di tebtukan oleh curah jantung satu pihak dan
resistensinya perifer di lain pihak. Curah jantung menentukan tekanan sistolik,
yaitu tekanan darah pada waktu katup aorta terbuka, sedangkan resistensinya
perifer lebih banyak berpengaruh terhadapa tekanan diastolik. Artinya, tekanan
darah tinggi diakibatkan volume darah lebih besar dibandingkan ruangan yang
tersedia pada pembuluh darah, serta volema darah yang dipompa oleh jantung
terlalu cepat.
Pada kondisi
prehipertensi ini, meskipun belum hipertensi namun penderita harus mulai
melakukan terapi terutama terapi non farmakologi, dan mencegah aktivitas yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
Strategi
menurunkan tekanan darah berdasarkan hal di atas, tekanan darah yang tinggi
bisa di turunkan melalui penurunan curah jantung atau resistensi perifer. Penurunan
curah jantung di pengaruhi oleh :
1.
Penurunan
frekuensi denyut jantung
2.
Penurunan
kontraktilitas jantung
3.
Penurunan
retensi air dan natrium
Sedangkan
resistensi perifer diturunkan dengan menghambat vasodilatasi. Berdasarkan hal
tersebut, obat hipertensi diklasifikasi menjadi 5 ( lima ) yaitu :
1.
Obat yang
mempengaruhi resistensi perifer, meliputi :
§ α-blocker,
§ Calcium
antagonist,
§ Golongan
nitrat,
2.
Obat
diuresis ( penurunan volume darah ), meliputi :
§ Thiazid,
§ Furosemid,
§ Diuresis
hemat kalium,
3.
Obat yang
mempengaruhi sistem renin-angiotenin, meliputi :
§ ACE
inhibitors,
§ Antagonist
reseptor angiotensin II,
4.
Oabt yang
mempengaruhi curah jantung, meliputi :
§ Non-selective
β Blockers,
§ Selective β
Blockers,
5.
Obat
bereaksi pada pusat ( central blockers
), meliputi :
§ Klonidin
§ Metildopa
§ guanabenz
4.
Obat Hiper
Lipidemia
Lipid
termasuk kolesterol dan trigliserid, mengalami transport dalam plasma,
membentuk komplek dengan protein sebagai lipoprotein. Berdasarkan kandungan
protein dan lipid, lipoprotein dibagi menjadi empat jenis yaitu kilomikron, low- dan very low- density lipid
( LDL dan VLDL ), semuanya termasuk kolesterol jahat, dan high density lipid (
HDL ) termasuk kolesterol baik.
Kilomikron
berperan dalam transport kolesterol dan trigliserida dari saluran pencernaan
menuju ke jaringan, kandungan trigliserida dipecah oleh lipoprotein lipase
menjadi asam lemak bebas, yang kemudian diambil oleh jaringan tersebut. Sisa
kilomikron di ambil ke hati, kolesterolnya disimpan untuk diubah menjadi asam
empedu, atau dilepas kembali dalam bentuk VLDL.
Asam empedu
disimpan dalam kandung empedu, di lepaskan ke duodenum untuk membantu
pencernaan lemak di ileum. VLDL berperan dalam transport kolesterol dan
trigliserida menuju kejaringan, sebagian besar trigliserida dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan masuk ke jaringan.
LDL
terbantuk mengandung komponen kolestrol jumlah besar, diambil oleh jaringan
atau hati dengan proses endositosis melalui reseptor LDL spesifik. Kolesterol
diambil oleh HDL untuk ditransport kolesterol dalam jaringan, dan diubah
menjadi LDL atau VLDL.
Kenaikan kadar LDR meningkatkan resiko
penyakit jantung iskemia. Penyakit tersebut disebabkan karena terjadi plak
intima pembuluh darah yang menebal, yang dinamakan ateroma. Pembuluh darah tersebut bisa pecah dan
terjadi trombosis sehingga menyebabkan infark miokardial. Proses penebalan pada
dinding pembuluh darah, akibat terjadi ateroma yang mengandung lipid, termasuk
kolesterol dan triglisrida dinamakan atherosklerosis. Manifestasi dari
atherosklerosis adalah penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh
darah perifer.
Obat penurun lipid
ditujukan untuk menurunkan kadar kolesterol-LDL plasma. Obat penurun lipid
dibagi menjadi empat yaitu :
1.
HMG-Co A reductase inhibitors. Obat ini
merupakan obat lini pertama untuk pasien dengan hiperkolesterolemia. Obat ini
beraksi menghambat enzim HMG-CoA reductase, enzim yang mengkatalisis perubahan
HMG-CoA menjadi asam mevalonat, tahap penentu dalam sisntesis kolesterol. Obat
ini mengurangi kadar kolesterol intraseluler, sehingga menyebabkan sel/jaringan
mengambil esktraseluler. Obat ini menghasilkan penurunan kadar kolesterol dan
LDL plasma, dan menaikan HDL plasma. Contoh obatnya : lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastatin, cerivastatin.
2.
Resin pengikat asam empedu. Obat ini
merupakan resin penukaran anion yang mengikat muatan negatif asam empedu dalam
usus halus, untuk mencegah reabsorpsi asam empedu (sirkulasi enterohepatik).
Resin ini tidak mengalami absorpsi dan metabolisme. Kompensasi tubuh terhadap
penurunan asam empedu adalah perubahan kolesterol menjadi asam empedu dalam
hati, sehingga menurunkan kadar kolesterol, selanjutnya menurunkan kadar LDL
dalam plasma. Contoh obat adalah
kolestiramin dan kolestipol. Efek
samping penggunaan resin ini adalah bisa mempengaruhi absorpsi obat lain dan
vitamin larut lemak.
3.
Golongan fibrat. Obat ini
bekerja dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase. Hal ini menyebabkan
peningkatan hidrolisis trigliserida dalam kilomikron dan VLDL, membebaskan asam
lemak bebas untuk disimpan dalam jaringan atau untuk proses metabolisme dalam
otot striata. Disamping itu, obat ini juga menurunkan LDL dan menaikan HDL.
Contoh obat : klofibrat, fenofibrat,
gemibrozil, siprofibrat, bezafibrat.
4.
Nicotinic acid. Asam
nikotinat merupakan vitamin, dapat menurunkan kadar lipid. Obat ini bekerja
menghambat sintesis trigliserida hepatik dan proses sekresi VLDL dari hati.
5.
Obat
Antiangina
Sebagian
besar pasien angina pektoris diobati dengan beta-bloker atau antagonis kalsium.
Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk
tindakan prefilaksis sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi
sewaktu istirahat.
a.
Golongan
nitrat
Senyawa
nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung
pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena
berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung. Selain itu, senyawa nitrat
juga merupakan vasodilator koroner yang poten
ü Gliseril
trinitrat, kodenya 7-240
ü Isosorbid
dinitrat, kodenya 7-242
ü Isosorbid
mononitrat, kodenya 7-242
ü Pentaeritritol
tetranitrat, kodenya 7-241
b.
Golongan
antagonis kalsium
Antagonis
kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu
mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel ototpolo,
otot jantung dan saraf. Berkurangnya kadar kalsium bebas didalam sel-sel
tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot
jantung (inotropik negatif), serta
pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik
negatif).
ü Amplidipin
besilat
ü Diltiazem
hidroklorida
ü Nikardipin
hidroklorida
ü Nifedipin
ü Nimodipin
c.
Golongan
beta-bloker
Obat-obat penghambat adrenoseptor
beta (beta-bloker) menghambat adrenoseptor-beta di jantung, pembuluh darah
perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Saat ini banyak tersediabeta-bloker yang
pada umumnya menunjukkan efektifitas yang sama. Namun, terdapat perbedaan –
perbedaan diantara berbagai beta-bloker, yang akan mempengaruhi pilihan dalam
mengobati penyakit atau pasien tertentu. Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan
efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien dengan riwayat
asma atau penyakit paru obstruktif menahun.
1.
Propranolol
hidroklorida, kodenya 7-138
2.
Asebutolol,
kodenya 7-138
3.
Atenolol
4.
Betaksolol
5.
Bisoprolol
fumarat
6.
Karvedilol
7.
Labetalol
hidrklorida, kodenya 7-268
8.
Metoprolol
tartrat, kodenya 7-208
9.
Nadolol
10. Oksprenolol hidroklorida,
kodenya 7-201
11. Pindolol
12. Sotalol
hidroklorida, kodenya 7-208
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan
obat yang berpengaruh terhadap suatu alat tubuh akan lebih mudah di pahami bila
fisiologi dan patofisiologi alat tubuh tersebut di mengerti, karena reaksi alat
tubuh yang sakit terhadap obat mungkin berbeda dari reaksi alat tubuh yang
sehat.
Sistem
kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja
dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante
dari berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak.
Obat – obat
yang kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan
pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh
darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu
sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam
suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
B. Saran
Dengan Makalah ini, penulis berharap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
tentang apa itu farmakologi dan obat – obat kardiovaskuler didalam bidang
kesehatan dan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam
asuhan keperawatan. Kami sangat berharap kritikan dan saran yang dapat
membangun kami untuk lebih baik lagi. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
The coronary drug project research
group, JAMA vol.231 no 4,p.360-381,1975.
MF Oliver et al : A co-operative trial in the primary
prevention of ischaemic heart diease using clofibrate, Brit Heart J, 40 ,
1069-1118,1978.
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman
Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan
Terapi, Jakarta, FKUI
Kee, Hayes, 1996, Farmakologi
Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar